Selasa, 17 Desember 2024 diselenggarakan workshop oleh Kementerian Kehutanan bertempat di auditorium Gedung Manggala Wanabakti Jakarta, mengambil tema Peningkatan Kinerja Industri Kehutanan Melalui Penguatan Pasar Produk Olahan Hasil Hutan Domestik dan Ekspor.
Acara dibuka oleh Dirjen PHL, dalam sambutannya beliau menekankan pentingnya legalitas dan kelestarian hutan dan hasil hutan. Acara dihadiri oleh para pelaku usaha, LPVI, Asosiasi, KPH dan Dinas yg membidangi kehutanan dari berbagai provinsi. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Live Event yg dimulai sejak pagi, dan telah dilaunching pula aplikasi SVLK plus, yg merupakan peningkatan dari SVLK dengan inovasi berupa kepastian legalitas dan kelestarian produk hutan termasuk penambahan geolokasi.
Tantangan global yg semakin dinamis menuntut industri kehutanan meningkatkan efisiensi dan kualitas produk. Ruang gerak perkembangan industri semakin terbatas dan sangat terpengaruh oleh kondisi global termasuk isu perubahan iklim. Ini merupakan tantangan bagi kita bahwa industri kayu harus berasal dari sumber yang legal dan lestari. Target antara biodiversity pada tahun 2030, dengan kawasan konservasi minimal 30% di seluruh dunia. Tantangan lain adalah pengurangan emisi gas karbon, berbagai negara tropis masih memiliki kawasan hutan yang masih luas sementara di belahan kawasan lainnya luas hutan lebih sedikit.
Kinerja produk olahan hasil hutan terus meningkat sejak pandemic covid, ini menunjukkan daya tahan industri yang baik, namun potensi pasar ekspor masih belum tergarap maksimal. Misal, Indonesia merupakan produsen kayu ringan terbesar di dunia, namun kita masih kalah kompetetitif dibanding negara lain antara lain Vietnam. Persaingan juga muncul dari produk alternatif yaitu produk berbahan sintetis.
Tantangan lain adalah ketika terjadi pelambatan pasar ekspor, maka harus dicarikan solusinya dengan mendorong terbukanya pasar dalam negeri. Ada peluang peningkatan penggunaan produk dalam negeri untuk pengadaan proyek2 yang didanai oleh negara.
Perlu ada infrastruktur yang menjembatani pelaku2 di sektor Hulu dengan pelaku2 usaha di sektor Hilir. Ini dijembatani oleh suatu sistem informasi yang di launching yaitu SVLK Plus.
Dalam upaya mendorong pasar domestik dilakukan kerjasama Kemenhut dengan LKPP dalam menyediakan E-Katalog. Para pelaku usaha dapat menayangkan produknya di sistem informasi ini dan pembeli dapat berhubungan langsung dengan pelaku usaha melalui sistem yang transparan dan akuntabel.
Sistem informasi yg dibangun ini tidak dimaksudkan untuk mempersulit, tetapi justru dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha untuk mendukung usaha yg lebih efisien dan membuka peluang pasar serta sekaligus memenuhi peraturan lokal dan global.
Kegiatan Workshop ini diisi penyampaian materi oleh :
- Dr. Ristianto Pribadi, S.Hut., M.Tourism (Direktur BPPHH) mengenai Strategi Penguatan Produk Pengolahan Hasil Hutan Bagi Pasar Domestik dan Ekspor Melalui SVLK+
- Prof. Dr. Indroyono Soesilo (Ketua FKMPI) mengenai Strategi Hilirisasi Industri Berbasis Multiusaha Kehutanan
- Dr. Yulis Anggunita, S.TP.,M.Sc (Kemenperin) mengenai Strategi Peningkatan Pasar Produk Olahan Hasil Hutan – Kayu
- Ade Mukadi, S.Hut., M.Si (Direktur IPHH) mengenai Peluang Peningkatan PNBP Layanan Ekspor Produk Olahan Hasil Hutan
Kesimpulannya, prinsip keberlanjutan dan legalitas harus dijaga agar industri berbasis kehutanan bisa bertahan dan berkembang dalam pasar domestik dan ekspor. Kemenhut mengajak semua pihak untuk mempromosikan dan mendorong penggunaan produk hasil hutan ber-SVLK demi menciptakan industri produk kehutanan yang berkelanjutan.